بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Senin, 12 Mei 2014

Selayang Pandang Kabupaten Muna Dalam Perpektif Pembangunan



Istilah pembangunan atau yang biasa dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kualitas sebuah daerah dari segi infrastruktur, ekonomi, sosial maupun budaya yang pada gilirannya akan menghasilkan tujuan bersama yakni kesejahteraan masyarakat.  Tentunya, dari sekian banyak daerah yang ada di Indonesia memiliki visi tersebut dalam menyelenggarakan kelangsungan daerahnya dengan menempuh berbagai cara mulai dari sistem desentralisasi, otonomi daerah, pemerintahan yang good governance, maupun sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya yang berorientasi kepada kesejahteraan sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD NRI 1945 Alinea IV.
Usaha tersebut di atas, semakin digenjot dan menemukan ruang bebasnya dalam masa Reformasi kekinian, yang jika kita bandingkan dengan orde sebelumnya yakni Orde Baru, maka daerah tidak mempunyai kekuasaan untuk mengatur daerahnya, semuanya tergantung dari Pemerintah Pusat. Masa itu dialami oleh seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali kabupaten Muna yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara.
Kabupaten Muna sebagai salah satu dari empat (4) kabupaten pertama semenjak lahirnya Propinsi Sulawesi Tenggara, sampai saat ini masih dikatakan tertinggal dibandingkan dengan saudara-saudara Kabupatennya pada saat dibentuk, yakni Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Buton. Ketiga kabupaten tersebut sudah mengalami pemekaran sebagai indikator distribusi kesejahteraan akbiat luas wilayah, serta jumlah penduduk. Tak pelak lagi, justru diantara kabupaten tersebut sudah lebih dari satu (1) kali pemekaran, dibandingkan dengan kabupaten Muna yang sekalipun belum pernah dimekarkan.
Pertanyaan kemudian muncul, apakah hal ini disebabkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau ketidakmampuan daerah dalam memenuhi indikator sebuah daerah yang akan dimekarkan. Dalam tulisan ini, kita tidak akan berbicara penyebab hal itu dari sisi Pemerintah Daerah karena lambat laun ketika memang hal ini diikhtiarkan oleh daerah yang bersangkutan, maka item ini mampu dibungkam oleh Parlemen Jalanan dalam hal ini rakyat itu sendiri.
Ada beberapa sudut pandang untuk melihat sejauh mana kabupaten Muna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Salah satunya adalah infrastruktur yang dimiliki. Jika dilihat dari sisi infrastruktur, kabupaten Muna belum mempunyai hal itu secara memadai, sementara insfrastruktur merupakan instrument vital dalam pemenuhan kebutuhan rakyat, bahkan infrastruktur dikatakan sebagai katalis pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat memberikan pengaruh pada peningkatan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga meningkatkan akses produktivitas sumberdaya yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai apabila tidak ada ketersediaan infrastruktur yang memadai atau dengan kata lain infrastruktur merupakan basic determinant atau kunci bagi perkembangan ekonomi. Sehingga, ketika infrastruktur di kabupaten Muna belum memadai, maka akan menjadi pemandangan yang biasa ketika masyarakatnya sebagian besar perekonomiannya masih menengah ke bawah. Selain itu, pentingnya infrastruktur atau sarana dan prasarana fisik, di samping memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau region. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki kelengkapan sistem infrastruktur lebih baik biasanya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.
Kaitannya dengan infrastruktur, yang terjadi di kabupaten Muna adalah kesejahteraan hanya berkutat disekitar fasilitas yang dimilki oleh daerah, seperti pelabuhan kapal yang berada di Tampo, Raha, dan Tondasi, meskipun kesejahteraan yang ada di daerah itu tidak sampai kepada kesejahteraan yang memuaskan. Hal ini kemudian diperparah dengan adanya keadaan bahwa kesejahteraan yang ada di icon kabupaten Muna tersebut tidak seperti yang dialami oleh daerah di pedalaman kabupaten Muna. Jikalau masyarakat menganggap hal ini sebagai tanggung jawab Pemda setempat, maka itu pula sudah menjadi fenomena klasik, sebagai pertanda bahwa masalah yang dihadapi hanya berkutat di sekitar hal itu sebagai masalah yang akrab dengan yang dialami daerah yang terbelakang secara ekonomi.    
Disamping itu, kurangnya pembangunan di sebuah daerah juga akan berimplikasi kepada kenakalan remaja (tawuran), dimana dalam teori pembangunan mempunyai postulat bahwa ketika sebuah daerah tidak melakukan pembangunan baik di sisi infrastruktur, ekonomi, sosial, maupun budaya, maka tingkat kenakalan remaja akan meningkat. Hal ini tentunya terjadi di kabupaten Muna sebagai akibat dari tidak adanya lapangan kerja yang melahirkan pemuda-pemuda yang anarkis sebagai bagian implikasi dari pengangguran, bahkan akhir-akhir ini terjadi tawuran besar-besaran antar remaja yang kemudian merembes kepada anak dewasa yang tidak sedikit menelan korban jiwa.
Akibat dari hal tersebut, akan menimbulkan animo dari masyarakat yang kurang mengandalkan daerahnya sendiri, seperti yang terjadi pada masyarakat di kabupaten Muna bagian barat, dimana masyarakatnya lebih memilih untuk mencari nafkah hidup (merantau) di kota Bau-Bau yang lebih dekat dengan daerahnya sekaligus merupakan kota yang dapat diandalkan untuk menunjang  ekonomi. Begitu pula masyarakat Muna pada umumnya, yang lebih nyaman untuk mengadu nasib di daerah lain dibandingkan di daerahnya sendiri. Selain itu, kegiatan ekonomi pun akan pincang karena pihak luar daerah dalam hal ini investor untuk menanamkan modalnya di bidang usaha di kabupaten Muna tidak terealisasi secara baik, karena pihak investor diselumuti rasa was-was jika suatu waktu usahanya akan bangkrut akibat kenakalan remaja di kabupaten Muna.  
Itulah fenomena pembangunan yang terjadi di kabupaten Muna jika dilihat dari sisi infrastruktur, yang justru melahirkan fenomena yang kompleks kepada sisi yang lainnya dalam hal ini eknomi, dan kenakalan remaja. Hal ini tentunya masih dari sudut pandang insfrastruktur yang dimiliki oleh kabupaten Muna, belum dari sudut pandang yang lainnya. Namun tulisan ini hanya akan sedikit mengulas dari sudut pandang infrastruktur seperti yang telah dipaparkan di atas.
Wassalam !!!        

1 komentar:

PM KELAPA TIGA SEJAHTERA mengatakan...

Masih adakah postingan lainnya. Saya ingin membacanya.

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts