بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Senin, 03 Juni 2013

Asal Muasal Iblis Dan Pledoinya !!!



Riwayat asal pada zaman dahulu kala beribu-ribu tahun sebelum ada manusia, sudah ada makhluk yang mendiami dunia ini. Makhluk ini jin namanya, mereka berjenis lelaki dan perempuan. Mereka ada yang beragama dan ada juga yang tidak. Mereka diwajibkan juga beribadat kepada Allah seperti firman Allah dalam Suratv Adz-Dzariyat ayat 56 :
لِيَعْبُدُونِ إِلَّاوَٱلْإِنسَ ٱلْجِنَّ خَلَقْتُ وَمَا
Artinya : “Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadat kepadaKu”
Maka untuk lebih jelasnya, silahkan pembaca membuka surat Al Jin di dalam Al Quran yaitu surat ke 72 juz yang ke 29. Dalam surat itu menceritakan melulu tentang jin dan keadaannya.
Diceritakan dalam riwayat, diantara keturunan Jin yang bernama Izzazil, dialah yang paling taat kepada Allah. Jin-Jin itu umurnya sangat panjang bisa mencapai puluhan ribu tahun.
Demikian keadaan Izzazil di Bumi, ia beribadat kepada Allah 1000 tahun. Kemudian setelah itu atas permohonannya kepada Allah dipindahkan ia beribadat di langit. Maka di langit pertama ini ia beribadat sampai 1000 tahun, kemudian pindah lagi ke langit kedua. Di langit ini ia beribadat 1000 tahun. Kemudian pindah lagi di langit yang ketiga. Disini ia beribadat 1000 tahun dan seterusnya sampai ke langit yang ke tujuh. Jadi jumlah masanya ia beribadat dari mulai di bumi sampai ke langit yang ke tujuh 8000 tahun. Bukan waktu yang sedikit, bukan ?
Maka dengan karunia Tuhan, dinaikan pangkatnya dengan pangkat kehormatan yakni gelar “Al-Muqorrobun”. Itulah derajat yang paling tinggi di sisi Allah, baik kepada golongan manusia, atau golongan Jin maupun golongan malaikat. Bahkan Izzazil ini setelah mendapat pangkat “Al-Muqorrobun” dari sisi Allah, lalu ia diangkat menjadi Imam ibadat malaikat-malaikat yang berada di langit. Demikian kedudukan atau derajat Izzazil di sisi Allah.
Maka ketika Allah menyuruh sujud semua malaikat kepada Adam, Izzazil menolak, ia tidak mau sujud kepada Adam itu dengan alasan katanya dia lebih baik atau lebih bagus daripada Adam. Sebetulnya, apa yang dikemukakan Cuma alasan saja. Yang sesungguhnya ia merasa iri, mangapa Adam makhluk yang baru itu akan dijadikan khalifah. Mengapa dia yang sudah begitu lama umurnya, dan sudah lama ibadatnya, serta lebih tinggi martabatnya tidak dijadikan khalifah ?
Nah inilah persoalannya, pertama karena iri htati, kedua jadi takabbur dan membantah perintah Tuhan, jadilah terusir dari surga, dan dinamakan Iblis. Kemudian setelah itu ia mengeluarkan ancamannya untuk menyesatkan Adam dan sampai ke anak cucunya, lalu ia dinamakan syetan. Demikianlah riwayat Iblis yang asalnya keturunan Jin dan kemudian menjadi Syetan. Maka dapatlah kita katakan bahwa Iblis itu rajanya Syetan.
Tersebut di dalam Al Quran bahwa setelah Adam dan Hawa menjadi suami istri keduanya dipersilahkan bertempat di dalam surga. Meskipun keduanya boleh tinggal dan makan minum dengan sesuka hati, tetapi ada suatu hal yang dilarang bagi keduanya, yaitu memakan buah Khuldi.
Sebetulnya buah Khuldi itu adalah Cuma kata-kata kiasan saja. Sesungguhnya semua buah tidak ada  yang tinggal tetap kekal pada tangkainya. Pada satu saat ia musti lepas atau rontok dari tangkainya. Kecuali buah yang ada pada badan manusia. Itulah kata buah Khuldi. Begitulah pendapat ulama di dalam tafsir Al-Fairuz Zabadi.
Jadi yang dilarang oleh Allah di dalam surga bukanlah memakan buah pohon biasa. Tetapi dilarang memakan buah yang “kekal”. Cobalah perhatikan firman Allah di dalam Surat Al-A’Raf ayat 22 yang artinya : “Maka ketika keduanya merasakan pohon itu, terbukalah aurat (kemaluan) mereka.” (Q.S. Al A’Raf : 22)
Maka dalam ayat ini jelas dan gamblang Tuhan mengatakan “Dzaaqosy-syajarota.” Artinya merasakan batang pohon, dan bukan dikatakan “Dzaaqots-tsamarota”. Dalam pengertian bukan buah itu dimakan, Cuma dirasakan oleh tubuh.
Jadi kesimpulannya adalah Adam dilarang bersetubuh dengan Hawa, karena di surga itu adalah bukan tempat melahirkan anak. Tempat melahirkan adalah di dunia. Sudah jelas Tuhan jadikan manusia lelaki dan perempuan untuk melahirkan keturunan.
Yang menjadi persoalan bagi Adam adalah bukan persetubuhannya, akan tetapi mengapa bujukan syetan itu yang diturutinya, padahal sebelumnya Tuhan telah mewanti-wanti “Walaa taqrobaa hadzihisy-syajaroh”. Artinya : “Jangan kamu berdua mendekati pohon ini”. Tetapi bujukan atau ajakan syetan yang diturutinya, bukan larangan Allah diperhatikan. Hanya disini letak kesalahannya.
Memang Adam dan Hawa serta Malaikat tahu termasuk Iblis juga bahwa dia pada suatu ketika harus turun ke bumi karena dia akan menjadi Khalifah, Cuma kapan ? hanya Allah yang mengetahui.
Oleh Karena itu, ketika Iblis membangkang perintah Allah lantaran tidak mau sujud pada Adam lalu ia dipecat dari jabatannya sebagai Imam Al-Muqorrobuun, dan diusir dari dalam syurga. Kemudian secara diam-diam dia mencuri masuk ke dalam syurga akan memperdayai Adam Hawa, agar keduanya jadi durhaka kepada Tuhan. Kemudian ternyata Adam Hawa kena bujukan syetan, maka keduanya pun mendapat hukuman, harus meninggalkan syurga itu, dan ketika itu keduanya diturunkan ke bumi.
Menurut riwayat, Adam diturunkan pada waktu itu bulan Muharram tanggal 10. Maka diwaktu malam gelap gulita Adam dan Hawa harus turun ke bumi termasuk juga Iblis yang menggoda yang jadi biang keladinya. Dengan mengucur air mata Adam dan istrinya mau tidak mau harus menerima nasibnya. “tangan mengencang, bahu memikul”.
Pada malam itulah Jibril membawa Adam Hawa turun ke bumi. Adam diturunkan di bukit Ruhun di Surandib atau pulau Sailan, sedang Sitti Hawa di Jiddah. Begitulah akibatnya kedua insan yang telah melanggar larangan Tuhan harus berpisah dari segala kesenangannya di syurga,, dan kini menuntut penghidupan yang baru yang serba sukar.
Tersebut di dalam riwayat setalah Adam diturunkan ke dunia, hampir seratus tahun lamanya keduanya tidak bertemu. Dan bagaimanakah seterusnya jika Adam keburu sampai ajal ia betemu dengan Hawa ? sudah barang tentu tidak akan ada turunannya seperti sekarang ini.
Kemudian Allah menyuruh malaikat Jibril turun ke bumi mendapatkan Adam supaya melakukan ibadah haji, yakni thawaf bersama Hawa. Maka dengan melakukan thawaf tujuh kali keduanya menyatakan taubat kepada Tuhan. Maka dengan jalan begitu dosa keduanya akan diampuni Tuhan.
Kemudian atas petunjuk Jibril bahwa Adam harus menemui Hawa di Juddah. Demikianlah Adam lalu pergi mencari Hawa. Setelah berbulan-bulan berjalan barulah Adam bertemu dengan Hawa di padang Arafah. Itulah sebabnya dinamakan padang Arafah, artinya mengenal kembali.
Setelah Adam menceritakan keduanya diwajibkan Thawaf tujuh kali mengitari Hajarul-Aswad. Maka untuk mendirikan tempat ibadah dititah malaikat oleh Allah mengambil batu hitam dari syurga untuk dijadikan tugu atau Ka’bah. Dan disaat itu dibangun sebuah tempat ibadat yang dinamakan “Baitul Ma’mur” dengan bantuan para malaikat. Selesai jadi Mesjid itu lalu ditengah-tengahnya diletakkan “Hajarul-Aswad”. Adam dan Hawa lalu Thawaf sambil mengucap :
Rabbanaa dzalamnaa anfusanaa waainlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuwnanna minalkhosiriin.
Artinya : “Ya Tuhan kami. Kami telah menzhalimi diri kami. Dan andaikata Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengampuni kami, niscaya kami menjadi orang rugi”.
Demikian keduanya mengucapkan kata-kata itu sambil menangis karena dosanya takut tidak diampuni.
Demikian diceritakan dalam riwayat itulah mesjid pertama yang didirikan dizaman Adam. Kemudian ketika masa taufan dizaman Nabi Nuh a.s Masjid Baitul Ma’mur dipindahkan ke langit yang ketujuh yang kini dijadikan kiblat untuk ibadat para malaikat di situ. Dan ketika Nabi s.a.w. Mi’raj, beliau pernah sembahyang di situ menjadi Imam jema’ah para malaikat.
Kembali kita bicarakan riwayat Adam, setelah beliau bertemu kembali dengan Sitti Hawa, lalu mendirikan rumah tangga, sehingga mempunyai beberapa orang anak. Maka dari anak-anak cucu keturunan Adam meluas kemana-mana. Sehingga menjadi macam bangsa dan bersuku-suku. Sebagaimana Allah nyatakan di dalam surat Al-Hujurat ayat 13,
Artinya : “Hai sekalian manusia, sebetulnya Kami ciptakan kamu asal dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa). Dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling kenal mengenal (berkenal-kenalan). Sebetulnya semulia-mulia kamu di sisi Allah, adalah kebaktian kamu. (Q.S. Al-Hujurat : 13).  
Kemudian di lain sisi, ternyata Iblis berusaha menyebarkan Pledoinya (Pembelaan) atas dirinya agar manusia tidak serta merta menyalahkan dirinya dengan maraknya perbuatan amal nahi mungkar di muka bumi. Seiring dengan perkembangan peradaban, Iblis pantang menyerah menggoda manusia anak cucu Adam agar terjerumus dalam jebakannya dan berpaling dari Allah serta tidak berhenti pula menyebarkan doktrin-doktrin yang berisikan tentang kebenaran atas dirinya, sehingga dalam mengkaji pledoi tersebut butuh kadar keimanan yang harus kuat agar tidak terhipnotis dengan pembelaan tersebut.
Berikut ini, penulis mencoba menyodorkan sebuah prolog pembelaan sang Iblis yang dikutip dari buku yang berjudul “Akulah Setan Anda Siapa” atas identitas yang ia peroleh yakni “sesat”, agar tidak dicap lagi sebagai “sesat”, dan memang kita harus akui tetap saja “sesat”. Himbauan penulis bahwa dengan membaca prolog atau pembukaan pledoi sang Iblis, agar pembaca tidak gampang terpengaruh dengan kalimat-kalimat pembelaannya tapi perlu kita tahu, karena secara tidak langsung justru dari pembelaan itu kita bisa menangkal godaannya, dan sesungguhnya sang Iblis tidak ingin ditau tentang isi pledoi tersebut. Seandainya ada Iblis atau setan yang melihat manusia membaca isi pledoinya mungkin dia akan berteriak dan berkata, “Jangan Pernah Membaca Pembelaanku, Aku Tak Sudi Anda Mengenaliku Dengan Mengetahui Isi Pembelaanku, Aku Tak Ingin Anda Menjadi Kebal dari Godaanku, Akulah Setan dan Anda Siapa ?”
Seperti itulah kira-kira kata-kata yang akan dilontarkan oleh Iblis ketika melihat manusia yang membaca pembelaannya, termasuk kepada teman-teman yang sempat membaca tulisan ini. Inilah petikan Prolog atau pembukaan dari Pledoi (pembelaan) sang Iblis atas dirinya kepada umat manusia.
***
Perkenalkan,  namaku Iblis, julukan lain setan. Aku dicipta Tuhan mendahului Adam, tetapi publikasi, pengesahan atau promosi namaku terjadi pada waktu turun perintah bersujud kepada makhluk baru ini. Semenjak itulah aku memulai karier sebagai sebuah kekuatan laten tak terukur.
Seperti anda, manusia, sebermula aku adalah penghuni syurga juga. Aku mendahului nenek moyang anda diusir Tuhan dari tempat segala nikmat itu, lantaran menolak bersujud kepada Adam. Semula aku berpikir bahwa pengusiran ini merupakan hukuman Tuhan dan karenanya aku sempat merasakan shock berat. Akan tetapi, selang beberapa lama aku mulai menyadari bahwa pengusiran ini tidak lebih dari sekedar proses sejarah belaka, sebagaimana pengusiran Adam dan istrinya yang menyusul kemudian. Sebagaimana anda, kinipun aku beserta seluruh anggota keluarga menghuni alam dunia.
Tidak menjadi soal apakah aku merupakan suatu wujud eksistensi sendiri, ataukah Cuma wujud kias untuk menyebut manusia (sendiri) dan atau Jin, atau entah andai Cuma sebuah sifat ataulah metafora belaka. Aku tidak ingin berdebat soal ini. Selain Cuma akan menguras energi, perdebatan ini bisa berkepanjangan tanpa kesudahan !
Bagiku, wujud tidaklah penting benar, sebab aku menyadari sepenuhnya bahwa substansiku adalah niscaya. Karena itu pula, aku tidak ambil pusing seandainya keberadaanku dianggap omong kosong atau dongeng atau Cuma khayalan belaka. Toh aku tidak memerlukan pengakuan manusia. Suka atau tidak, percaya atau tidak, eksistensiku nyata meski tak teraba, dan kehadiranku pun dapat dirasakan dan mudah diidentifikasi baik getaran maupun akibat yang mungkin ditimbulkan.
Meski tak tersentuh, pun tidak kasat mata, sesungguhnya tidaklah terlalau sulit menemukan diriku. Tak perlu mencariku di pekuburan tua, di pepohonan rindang, ataupun di tempat-tempat sepi dan angker dan mengerikan lainnya. Dan sejujurnya, tempat tinggalku tak terjangkau indera manusia. Meski demikian, aku mempunyai tempat singgah, katakanlah sementara (atau”sementara”), yang amat strategis dan terhormat, yakni hati umat manusia. Di hati orang-orang kafir dan orang-orang lalai biasanya aku merenovasi tempat singgah ini menjadi istana megah dan penuh pesona sehingga aku kerasan alias betah untuk menetap. Di hati orang munafik dan orang fasikku memancang basis kerajaan dan dari sana aku membangun kekuatan. Adapun di hati orang beriman, terkadang Cuma sanggup numpang tinggal sementara dengan resiko terusir setiap saat.
Hati manusia memang amat strategis buat aku, dengan memanfaatkan derasnya aliran darah yang tak pernah beristirahat sepanjang hayat, dari tempat ini aku bebas menjelajah liar ke seluruh penjuru diri manusia melalui jaringan dan sistem syaraf. Dengan begitu, sangat mudah bagiku mencapai otak, mata, telinga, tangan dan kaki. Dengan begitu, asal manusia bersedia, tidak ada kesulitan bagiku menggerakannya hingga dia melakukan segala sesuatu sesuai kemauan dan keinginanku. Segala keniscayaan terbuka, nyaris sepanjang kehidupan seorang anak manusia.
Di atas tadi aku telah bilang terhormat, sebab inilah tempat segala peradaban manusia bermula. Kualitas dan kapasitas seorang anak manusia sebagai individu dikendalikan dari tempat tersembunyi ini, begitu juga segenap aktualisasi diri yang dinyatakannya. Dengan begitu, asal diizinkan si empunya hati, aku dengan leluasa bisa berekspresi melalui penampilan utuh seorang anak manusia. Sedemikian sempurna kerja sama ini berlangsung, kadang-kadang membuatku sukar membedakan, apakah aku sudah berubah dan menjelma sebagai seorang anak manusia ataukah justru manusia yang berubah menjadi diriku. Dua keniscayaan, bagai ruang gelap.
Tentu saja tidak serta merta aku dapat menghuni hati setiap anak manusia. Ada kalanya aku tertolak, terusir, atau sama sekali tak sanggup menggapainya sejak mula. Akan tetapi, harap maklum aku tetap akan terus mengintip dan mengintai dari segala penjuru sesuai kesempatan, peluang, dan keniscayaan yang tersedia. Begitu kesempatan terbuka, sekecil apapun adanya, walau Cuma selebar lubang jarum, aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Aku tegaskan sekali lagi bahwa aku tidak pernah menyia-nyiakan setiap peluang.
Perlu manusia ketahui bahwa aku melakukan itu semua semata-mata memenuhi janjiku kepada Tuhan, yakni ketika Tuhan menghardik dan memurkaiku. Demi kesetiaanku atas janji itu, dan demi Kemuliaan dan Kemahasucian Tuhan sendiri, aku akan melakukan segala upaya secara terus menerus sepanjang masa, seumur dunia, tak kenal waktu, tak kenal lelah. Aku konsisten dengan janji ini, dan akan tetap konsisten, selamanya. Anda manusia, boleh saja tidak percaya, tetapi nanti pasti akan melihat buktinya.
Oh ya, aku pernah dijuluki Tuhan sebagai pembangkang, kadang si durhaka. Aku bahkan disebut-sebut sebagai makhluk jahannam, terkutuk, dan hina. Menyedihkan sekali !! Kutukan ini bahkan berlaku seumur-umur alam semesta. Dalam pandangan Tuhan, aku angkuh, sombong, ambisius. Aku merasa tidak mungkin melakukan pembelaan, walaupun sekedar berharap peroleh sedikit saja keringanan. Karena itulah, bagiku tidak ada gunanya mempersoalkan label itu, atau mau disebut apa pula.
Akan tetapi, aku masih memiliki cukup rasa percaya diri sehingga berani bersumpah kepada Tuhan untuk menjelmakan karakterku dalam kehidupan nyata dengan cara serba samar-samar. Aku pun berketetapan hati mangambil kekufuran (ketidaktaatan kepada Tuhan) sebagai agama resmiku, dengan kebebasan membangun syari’at sendiri sesuai perkembangan waktu dan situasi zaman. Aku bahkan berjanji kepada Tuhan untuk menghasut anak cucu Adam seluruhnya agar mengikuti agamaku itu. Tanpa bermaksud menjadikan diriku sendiri sebagai saingan Tuhan, aku punya keyakinan kuat, suatu saat nanti aku akan tampil sebagai pemimpin tertinggi segala kekufuran dan kesyirikan.
Kesyirikan ? Ya, tidak salah ! dalam hati kecilku terbersit, bila waktunya tiba, aku pasti dinobatkan umat manusia sebagai Tuhan pula. Aku berharap sebanyak mungkin manusia akan tunduk, patuh, dan mengabdi kepadaku semata, sedang sedikit yang lain biarlah mengabdi kepada Tuhan. Dan tidak menjadi soal seandainya ada manusia terap mengabdi kepadaTuhan dan pada saat yang bersamaan juga mengabdi kepadaku. Jauh sebelum berjuang aku sudah membayangkan Tuhan pasti geleng-geleng kepala, heran tak alang kepalang ketika menyaksikan sumpah itu dapat aku buktikan.
Karena kekecewaan yang amat mendalam yang sulit dilukiskan, aku akhirnya bercita-cita lebih tepatnya berambisi mengajak manusia kalau bisa seluruhnya, untuk masuk neraka. Aku akan bejuang keras dengan segenap kekuatan dan kemampuan untuk melesakkan anak cucu Adam ke neraka hingga berjejalan, jika perlu Tuhan berpikir kembali untuk melakukan perluasan neraka itu. Makanya, menyeret, menyesatkan, menggelincirkan dan menjerumuskan manusia ke lembah yang dimurkai Tuhan merupakan profesi resmiku, dan ketahuilah aku sangat menikmati (enjoy) profesi ini. Bila tiba saatnya, aku akan meminta kompensasi atas segala jerih payah dalam perjuangan ini.
Asal anda tau saja, Sumber Daya Setan (SDS) luar biasa handal dan tangguh. Performa aku sedemikian liat dan licin dan fleksibel menghadapi segala situasi dan tantangan yang ada. Berbekal kecerdasan membaca tanda-tanda, ditopang kemampuan melontar pesona saat merayu dan mendesakkan gagasan, apalagi ditunjang sopan santun yang tinggi, secara keseluruhan SDS sangat profesional. Tidak Cuma memilih night club, pasar, perkantoran, atau tempat-tempat transaksi seks sebagai daerah operasi, tetapi juga menghampiri mesjid, mushola, dan tempat ibadah lainnya. Tidak hanya beroperasi di jalan-jalan dan tanah lapang atau tempat kerumunan lainnya, tetapi juga dalam rumah dan bilik-bilik sepi lainnya.
Sesuai “jiwa keabadian” yang aku sandang, aku lebih suka memilih semua orang yang rakus, sombong, boros, tergesa-gesa, dan berkeinginan kuat (atau Cuma merasa) akan hidup abadi di muka bumi. Aku mempergunakan seks, harta benda, anak-anak, perhiasan dunia sebagai sarana perjuanganku, hingga kiamat nanti.
Kalaulah boleh jujur, sebenarnya aku serta semua anggota Keluarga Besar Setan (KBS) amat lemah dibanding seorang manusia. Akupun sebenarnya tidak memiliki daya dan kekuasaan apapun atas diri manusia, terutama jika Tuhan berkenan menjaganya. Sungguhpun demikian, jangan pernah bermimpi, penjagaan Tuhan serupa selimut tebal yang serta merta menolak sergapan udara dingin. Justru karena itu, anda boleh membuktikan sendiri dan pasti nanti akan mengakui betapa aku amat lihai menyelinap di segala benteng dan pertahanan dan persembunyian. Anda pun akan tidak dapat mengingkari betapa piawainya aku dalam membujuk, merayu, bahkan menggempur, memprovokasi. Aku memastikan anda tidak akan sanggup mengelak.
Kemudian, hubungannya dengan status aku sebagai “pembisik sejati” maka, sebelumnya aku mengicapkan kata maaf, aku tidak sedang menakut-nakuti anda. Aku bukanlah makhluk dengan sosok menyeramkan hingga perlu ditakuti. Selain menyandang watak asli lemah lembut, aku pun senantiasa menjunjung tinggi sopan santun. Karena itulah, tidak alasan bagi anda merasa takut atas kehadiranku. Terimalah eksistensiku apa adanya.
Sejujurnya, dalam hati terdalam, aku menyesal telah menyeret Adam dan istrinya mengikuti jejakku. Aku sungguh menaruh iba kala menyaksikan anak cucu Adam harus menghuni alam dunia yang serba menyusahkan dan penuh kesulitan. Terkadang, aku bahkan sempat menitikkan air mata.
Sepeti anda ketahui, tidak ada yang gratis di dunia ini, dank arena itu anak cucu Adam mesti berjuang keras membanting tulang untuk memnuhi segala kebutuhan. Karena kebanyakan manusia cenderung mudah bersedih dan berputus asa, aku datang bermaksud membantu dan menghibur dan menguatkan hatinya. Aku senantiasa membisikkan daya kreasi dan memberinya motivasi dengan bisikan-bisikan halus hingga tidak tersadari. Aku harus mengatakan kepada anda, hidup di dunia ini ibarat musafir, Cuma sebentar, sekelebatan saja. Karena itu, tidak ada salahnya bila dinikmati, direguk madunya sepuas hati, biar kesan bisa timbul dan berbekas.
Tetapi ketahuilah, dalam upaya meneguk madu dunia ini ternyata ada kendala cukup serius, yakni kehendak beribadah kepada Allah. Tuhan memang membebani manusia dengan beban teramat berat. Bahkan langit dan gunung-gunung kokoh pun berterus terang tak akan sanggup memikulnya. Namun manusia, makhluk yang teramat ringkih dan lemah dan cenderung manja dan melankolis, justru menerima beban itu.
Karena itu, menjadi keawajibanku meringankan beban itu, bahkan jika mungkin membebaskannya. Percayalah, aku menawarkan jalan lempang siapa sudi mengikuti jalanku ini, ia pasti segera menuai hasilnya, merasakan manis madunya, menikmati gurih dan kelezatannya.
Meskipun begitu, segala keputusan terserah anda. Aku Cuma mampu membisikkan sesuatu, menawarkan sesuatu. Tidak tercatat dalam kamus hidupku memaksakan kehendak. Tentu saja, aku akan sangat tersanjung bila anda menghadapkan wajah dan pendengaran anda untuk menangkap seruanku.  
***

Sumber :

Ustadz Musannif Effendie. Berita Alam Ghaib Sebelum Dan Sesudah Hari Kemudian
Aang Efha. 2012. Akulah Setan Anda Siapa ?. Pledoi Setan Atas Citra Kesesatannya. Pustaka Pesantren. Yogyakarta.  
                 

2 komentar:

IndonesiaHerbal mengatakan...

Nulis suratnya kebalik mas!

IndonesiaHerbal mengatakan...

Nulis suratnya kebalik mas!

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts