بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Minggu, 01 September 2013

Profil Pejuang Sulawesi Tenggara Masa Penjajahan Belanda



1.         LA WALANDA
·         Tempat Berjuang                            :               BUTON
·         Sebab Berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak tahan lagi dengan ulah Barentzoon (panglima bawahan Belanda), yang selalu mencoba mengadu domba, menghina dan merendahkan harga diri pembesar Buton, La Walanda sendiri serta pejabat kesultanan Buton lainnya.
·         Tujuan Perjuangan                         :               yaitu agar politik Devide et impera tidak jadi diterapkan Belanda pada kesultanan Buton dan juga agar Belanda tidak lagi sewenang-wenang pada masyarakat Buton.
·         Hasil dan Akhir Perjungan             :               Stevens Barentzoon (panglima bawahan belanda), dan anak buahnya tewas dalam pertempuran yang berlangsung selama beberapa jam lamanya. Sementara itu, La Walanda sebagai pemimpin perlawanan juga tewas dengan mengenaskan , yakni kepalanya terpenggal putus dengan badannya terkena sabetan pedang Brentzoon.
2.       LA ODE NGKADIRI (SANGIA KAINDEA)
·         Tempat berjuang                            :               MUNA
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau menentang campur tangan Belanda atas kerajaan Buton dan Muna, beliau juga tidak mau bekerja sama dengan Belanda yang pada saat itu berusaha menanamkan pengaruh politik kolonialnya atas Buton dan Muna
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu agar kaum penjajah Belanda tidak dapat menerapkan politik Devide et Imperanya di Muna.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu La Ode Ngkadiri berhasil di tangkap oleh Belanda dan kemudidn diasingkan ke Ternate pada tahun 1667. Dan sistem pemerintan sehari-hari di Muna dijalankan oleh Wa Ode Wekelu, permaisuri raja La Ode Ngkadiri.
3.       WA ODE WAKELU
·         Tempat berjuang                            :               MUNA
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau dan rakyat Muna tidak mau mengakui kekuasaan kaum kolonial Belanda atas wilayahnya dan selalu ingkar dan tidak mau membayar upeti kepada pemerintah kolonial  Belanda melalui penguasa Buton.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyat Muna dari kekuasaan kaum kolonial yang selalu memaksa mereka untuk memberikan upeti kepada pemerintah kolonial Belanda
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu kekalahan yang dialami oleh Wa Ode Wakelu, dan dengan kekalahan itu akhirnya kerajaan Muna takluk kepada Belanda karena tidak seimbangnya kekuatan dan persenjataan yang dimiliki.
4.        KAPITA WALOINDI
·         Tempat berjuang                            :               BINONGKO
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak suka dengan sikap politik penguasa Buton yang mulai bekerjasama dengan Belanda yang dituangkan dalam perjanjian Schot-Elangi tanggal 5 Januari 1613, selain itu beliau juga tidak suka dengan perang Kapahaha (1634-1636) yang terjadi di Ambon yang mengkibatkan kebun cengkeh dan pala diambil alih oleh VOC, penyebab lainnya mengapa beliau turut berjuang yaitu karena ditandatanganinya lagi perjanjian antara Buton dan VOC pada tanggal 31 Januari 1667 yang mewajibkan penebangan semua pohon cengkeh dan pala yang ada di kepulauan tukang besi terutama di pulau Kaledupa dan wangi-Wangi dengan ganti rugi yang harus dibayar kepada Buton setiap tahun sebesar 100 ringgit.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk memperjuangkan hak-hak rakyat atas kebun cengkeh dan pala mereka serta hal-hal lainnya yang dinilai merugikan rakyat kepulaun tukang besi
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu pasukan Buton berhasil mendarat di pulau Biningko dalam serangan keempatnya setelah sebelumnya selalu gagal, dalam peristiwa serangan keempat kali itu terjadi perang tanding antara Sapati Baluwu (utusan Buton) dengan kapita Waloindi yang menyebabkan kedua belah pihak banyak kehilangan pasukan. Selain itu perang terbuka yang terjadi di antara mereka menyebabkan Kapita Woloindi harus memerintahkan kepada seluruh masyarakatnya untuk mengungsi keluar pulau Binongko. Dalam perang tersebut juga melahirkan sebuah kesepakatan di antara keduanya. Dimana dalam kesepakatan itu kapita Woloindi  akan merelakan dirinya untuk dibunuh asalkan sapati Baluwu berjanji tidak akan menguasai pulau Binongko. Namun ternyata setelah pengorbanan (kematian) Akapita Woloindi ternyata kesepakatan/janji yang telah dibuat dulu dilanggar oleh Sapati Baluwu diamana dia tetap menguasai buton.

5.       LA ODE GURE
·         Tempat berjuang                            :               KULISUSU
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau menentang VOC dan Bajak laut Tobelo di Kulisusu
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk melindungi masyarakat Kulisusu dari serangan bajak laut Tobelo dan juga VOC
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu beliau dan beberapa orang personil pasukannya akhirnya gugur dalam medan pertempuran melawan bajak laut Tobelo. Mereka gugur sebagai Suhada.
6.       WA ODE WAU
·         Tempat berjuang                            :               BUTON
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau mengiginkan tanah kelahirannya merdeka dari kungkungan kaum penjajah sekaligus ingin mengangkat derajat kaum wanita.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu karena beliau ingin mengusir penjajah dari tanah Buton
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu berakhir dengan wafatnya Wa Ode Wau di usianya yang ke 96 tahun yang bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 1121 H atau tahun 1712 M di hadapan kaum kerabatnya. Beliau telah melakukan perjuangan selama kurang lebih 60 tahun lamanya.
7.        HIMAYATUDDIN MUHAMMAD SAIDI
·         Tempat berjuang                            :               BUTON
·         Sebab berjuang                              :               yaitu pada bulan Juli 1752 kapal Rest en Wert masuk di buton tanpa diketahui maksud kedatangannya, kapal tersebut membawa cukup banyak serdadu dan mendarat dengan sikap kurang menyenangkan dan bahkan bertindak kasar serta tidak sopan pada masyarakat. Selain itu karena peristiwa internal kompeni Belanda yang terjadi antara Frans Frous dengan kapal Rest en Wert menyebabkan beliau di tuduh bersekongkol dengan Frous yang mengakibatkan Buton harus dihukum. 
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk melindugi rakyat Buton dari serangan kaum Kolonial Belanda yang pada saat itu sedang menghadapi masalah internal.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu beliau kehilangan putrinya Wa Ode Wakato dan cucunya Wa Ode Kamili yang gagal menyelamatkan diri karena keburu di tangkap pasukan Belanda, banyak pula petinggi kesultanan yang gugur dalam perang yang terjadi pada bulan Februari 1755. Hal ini juga membuat beliu dan rakyatnya semakin terdesak keluar kota  dengan dikawal petinggi kesultanan yang selamat mereka menuju Surawolio. Di pihak Belandapun juga banyak berjatuhan korban serta beberapa di antaranya mengalami luka berat. Hal inilah yang menyebabkan pasukan Belanda tidak berani melanjutkan penyerangan ke benteng Wakaeusa, hal ini menegaskan bahwa Belanda telah gagal menaklukan Buton. Sejak saat itu hubungan persahabatan antara bUton dan Belanda terputus. Sementara sultan Himayatuddin oleh sara Buton diberhentikan dari jabatannya sebagai sultan dan juga beliau turut mendapatkan saksi atas apa yang telah terjadi. Namun hal ini tidak berlangsung lama karena ia kembali di angkat menjadi sulata Buton hingga tutup usia pada tahun 1769 dalam usia 84 tahun.
8.       MUHAMMAD UMAR
·         Tempat berjuang                            :               BUTON
·         Sebab berjuang                              :               karena beliau menentang keberadaan Belanda di daerah kekuasaannya (kesultanan Buton) yang ingin menanamkan Imperialisme dan Kolonialisme, selain itu penyebab lainnya adalah masalah sikap Belanda yang beliau nilai telah terlampau jauh mencampuri rusan-urusan dalam Negeri Kesultanan Buton
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyatnya dari pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Belanda.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu pengurungan niat Belanda untuk melancarkan serangan karena melihat persiapan perang yang telah disiapkan oleh Muhammad Umar, dimana beliau dan rakyatnya tidak gentar/takut melawan Belanda selain itu Nbeliau juga telah membangun benteng pertahanan sebagai temapt perlindungan. Hal inilah yang menyebabkan pasukan Belanda tidak ingin berlama-lama berada di perairan Buton dan akhirnya mereka harus pulang kembali ke Ujung Pandang dengan penuh kekecewaan karena tujuan m,ereka tidak tercapai. Dan akhirnya kedaulatan Buton pun dapat ditegagkan di negeri sendiri untuk beberapa tahun lamanya.
9.       LA ODE GOLA
·         Tempat berjuang                            :               KULISUSU
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak suka dengan tindakan kolonial yang sewenag-wenang terhadap masyarakat Kulisusu yang telah  menimbulkan keresahan sosia, kebencian bahakan keresahan masyarakat.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu agar kaum kolonial tidak lagi mencampuri urusan pemerintahan di Kulisusu.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               menurut taradisi lisan yaitu beliau dan pasukannya berhasil menenggelamkan kapal perang Belanda bernama Rust en Werk di perairan laut banda dekat pelabuhan desa Wa Ode Buri sekarang. Namun pada akhirnya La Ode Gola bersama beberapa orang anggota pasukannya gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1914.
10.      ANI ABDUL LATIF
·         Tempat berjuang                            :               BUTON
·         Sebab berjuang                              :               yaitu, beliau ingin menghalangi pengaruh Belanda di kesultanan Buton           
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu beliau tidak mau mengiginkan Belanda bercokol di wilayah kesultanan Buton serta demi keinginannya mendapatkan kebebasan dan harga diri negerinya
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu, beliau berhasil menekan keberadaan Belanda di Buton meskipun dengan tidak terlibat secara langsung, selain itu pada masa pemerintahannya juga  beberapa pegawai Belanda di wilayah kekuasaan kesultanan Buton  berhasil mereka singkirkan. Namun pada tahun 1923 beliau mangkat dalam usia 73 tahun dan di makamkan di Badia.
11.        WATUKILA
·         Tempat berjuang                            :               KONAWE
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena mereka tidak suka dengan sikap Belanda yang menerapkan pengaruh  politik Devide et Impera untuk memecah bela persatuan kerajaan Konawe,
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan pribumi  dari perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh pihak Belanda dimana dalam perjanjian tersebut pihak Konawe selalu dirugikan sebaliknya bangsa pendatang seperti Belanda selalu diuntungkan.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               pertempuran yang terjadi menyisahkan luka yang dalam di hati Watukila karena pada pertempuran tersebut Langgono yang merupakan pemimpin pasukan Watukila tewas yang turut menyebabkan Watukila dan pasukannya terdesak mundur. Karena semakin terdesak maka markas Watukila dipindahkan ke Tanea kemudian bergerilya di hutan. Namun pada akhirnya seluruh pusat pertahanan Tongauna berhasil dikuasai Belanda. Dan kemudian Watukila bersama belasan pengikutnya ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Makassar.
12.      LAPADI
·         Tempat berjuang                            :               KONAWE SELATAN
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena dalam diri beliau terpatri jiwa patriotisme.   
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membela hak-hak asasi manusia untuk kepentingan bangsa dan negaranya.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu Lapadi mengalami kekalahan pada pertempurannya yang ke-4 dengan pasukan Belanda sebab kekalahannya yaitu karena Belanda telah terlebih dahulu mengetahui Kondisi dan situasi benteng pertahanan mereka sehingga dengan mudah memasuki dan menguasai benteng tersebut. Namun Lapadi dan pasukannya berhasil lolos untuk kemudian menyusun kekuatan kembali. Namun pertahanan yang telah dibuat/disusun berhasil ditembus pasukan Morsose Belanda, beberapa orang pengikut Lapadi gugur tapi ia masih bisa meloloskan diri dan bersembunyi di pegunungan Manumohewu dan akhirnya meninggal dunia pada tahun 1914 karena sakit.
13.      WERIBUNDU
·         Tempat berjuang                            :               KONAWE
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau dan kaum perempuan tidak mau melihat kenyataan daerahnya dikuasai oleh penjajah belanda. Mereka mempunyai ideologi bahwa orang-orang pribumi sendiri yang harus memerintah dan berkuasa atas negerinya yang bebas berdasarkan adat istiadatnya (sara wonua), selain itu penyebab lainnya adalah masalah kewajiban kerja selam 24 hari dalam setahun untuk kepentingan Belanda dirasanya tidak wajar. Dai juga tidak menerima tindakan kaum kolonial yang sewenang-wenang terhadap kaumnya dimana mereka dijadikan sebagai wanita penghibur bahkan dikirim ke Batavia untuk hal yang sama.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membela negerinya dari cengkraman kaum imperialis dan kolonialis serta ingin mengangkat martabat kaumnya.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               perjaungan yang dilakukan Weribundu berakhir dengan penangkapannya yang menyebabkan dia harus diasingkan ke Makassar.

14.      TOJABI
·         Tempat berjuang                            :               LUWU, MEKONGGA(kolaka), WAJO
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak mau diperintah oleh Bangsa Belanda.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk menghapuskan segala bentuk Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Tenggara.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               pada masa pendudukan Belanda beliau tidak dapat dikalahkan, beliau selalu lolosdari segala siasat buruk Belanda. Namun pada masa pendudukan Jepang beliau berhasil di tangkap bersama dengan anaknya La Wase dan seorang temannya Dg. Pagiling di kampung Lapao-Pao di kecamatan Patampanua Kolaka oleh Harada. Kemudian dibawa ke Palopo, setibanya di sana Tojabi yang sudah tua dipukul dengan sebatang kayu hitam oleh algojo Jepang bernama Harada. Ia juga tidak diberi makan selama 40 hari. Di dalam penjara Polopo inilah beliau tewas tepatnya pada tahun 1943.
15.      HAJI HASAN
·         Tempat berjuang                            :               WAWO ( Kolaka Utara)
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau menentang Imperialisme Belanda di Luwu selain itu penyebab lainnya adalah pengaruh kekuasaan Belanda di daerah Wawo baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial maupun Budaya yang beliau anggap tidak baik karena di dalamnya ada terkandung unsur pemaksaan dan kesewenanganyang berakibat bagi kesengsaraan dan penderitaan rakyat.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk menghapuskan Imperialisme Belanda di Luwu selain itu tujuan lainnya adalah untuk menghilangkan pengaruh kekuasaan Belanda di Luwu baik dalam bidang Politik, ekonomi, sosial maupun Budaya.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               setelah melakukan perlawanan terhadap Belanda selama 8 tahun (1906-1914) akhirnya beliau berhasil tertangkap pada tanggal 14 April 1914 di Sulubongko,sekitar 20 km sebelah utara Palopo, beliau tertangkap karena siasat Belanda yang memperalat dua orang pemberani asal Soppeng yang bernama Lamana Pawinra dan Lamiri yang didukung oleh Dg. Matutu yang selama ini tidak diduga oleh Hasan sebagai musuh, Beliau kemudian di penjara di Polopo. Di dalam penjara beliau dipukul dan di siksa berkali-kali beliau juga tidak mau makan makanan disediakan oleh Belanda yang dianggapnya makanan kafir. Pada tanggal 12 Maret 1970 beliau wafat dalam usia 90 tahun karena sakit
16.      LAPOTENDE
·         Tempat berjuang                            :               WAWOTOBI(Konawe)
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak suka sikap Belanda pengaruh dan tujuannya masuk ke Konawe, dimana mereka masuk ke Konawe dengan tujuan untuk menguasai kerajaan Konawe selain itu beliau juga menentang Imperialisme dan Kolonialisme Belanda yang bercokol di tanah Konawe, terutama di Wawotobi dan sekitaranya. Dan yang paling menjadi penyebab utamanya mengapa beliau berjuang yaitu karena Belanda mulai membentuk kerajaan “Boneka” Laiwoi melalui penandatanganan  Traktat van Molawe pada tanggal 5 Februari 1909.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyatnya dari penjajahan Belanda.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               setelah serangan pasukan Lapotende terhadap Belanda ini berakhir pada tahun 1916 yang kemudian dikukuhkan dengan penandatanganan lange verklaring (perjanjian panjang) pada tahun 1918 yang mengakhiri riwayat kerajaan Konawe dan semakin mengukuhkan status politik kerajaan Laiwoi. Namun setelah kejadian itu Lapotende akhirnya di bunuh oleh Belanda dengan siasat tipu muslihat. Ia diberi serbuk racun di gelas air minumnya pada saat pertemuan di Kendari untuk membicarakan pengukuhan Raja Sao-Sao sebagai Raja Laiwoi pada tahun 1918 yang tidak mendapat dukungan mayoritas dari rakyat.
17.      LA ODE BOHA
·         Tempat berjuang                            :               BUTON
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak suka dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang mencetuskan perlunya pajak hasil hutan pada tanggal 28 Juli 1911 yang diikuti dengan penetapan pajak penghasilan pada tanggal 20 November 1912 yang dikenakan bagi setiap warga Buton dimana kedua pajak ini sangat memberatakan rakyat. Akibatnya rakyat makin menderita hal inilah yang menyebabkan beliau turun untuk berjuang.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyat Buton dari pajak yang ditetapkan pemerintah Belanda yang dianggap sangat memberatkan rakyat yang kehidupannya masih dalam keadaan pas-pasan. selain itu tujuan perjuangan lainnya adalah untuk mempertahankan Bangsa dan dan Agamanya dari tangan-tangan orang kafir.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu,beliau gugur di tangan Belanda tahun 1912 setelah berusaha menyerang musuh di perairan Bau-Bau. Selain itu teman-teman seperjuangannya tertangkap dan di kirim ke bau-bau sebagai tawanan perang. Yang selanjutnya di buang ke pulau  jawa
18.      LAMBOASA
·         Tempat berjuang                            :                               KONAWE
·         Sebab berjuang                              :               yaitu beliau tidak suka terhadap sikap Belanda yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan kerajaan konawe (politik Devide et Impera) serta ingin menguasainya secara paksa  dengan cara mendirikan kerajaan Laiwoi. Selain itu penyebab lainnya adalah tindakan sewenang-wenang dari orang-orang Belanda yang ikut campur tangan dalam kekuasaan taradisional para bangsawan Konawe.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membela hak-hak rakyat Konawe dari penindasan dan penjajahan Belanda.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu beliau berhasil tertangkap oleh pasukan Belanda dan akhirnya dikubur secara hidup-hidup di sebuah sumur tua dalam posisi berdiri tegak. Namun proses perlawanan yang dilakukanya beliau juga berhasil membunuh puluhan, bahkan ratusan tentara Belanda.
19.      SANGIA DOWO, MBOHOG, DAN I ULE
·         Tempat berjuang                            :               MORONANE
·         Sebab berjuang                              :               yaitu untuk melindungi negerinya yang terancam politik Imperialisme Belanda
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk menentang penjajahan Belanda yang ingin menguasai Moronene.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu berakhir dengan wafatnya Sangia Dowo dalam sebuah perundingan yang dilakukannya dengan  pemerintah Belanda di Labua, dimana perundingan yag semula di tawarkan oleh pemerintah Belanda ini hanyalah sebuah siasat jahat untuk mengalahkan Sangia Dowo, dalam pertemuan tersebut Belanda segaja meracuni makanan yang akan disantap oleh Sangia dowo. Beliau wafat sebagai perisai perjuanganm dalam usia 37 tahun. Perundingan tersebut akhirnya bubar sebelum waktunya yang diiringi dengan suasana berkabung atas kepergian beliau. Beliau kemudian mendapat gelar Sangia Nilemba ( raja yang diusung ).
Cita-cita beliau kemudian diteruskan oleh dua orang panglima perangnya yaitu MBOHOGO dan I ULE. Dalam melakukan perlawanan mereka menerapkan sistem perang Gerilya di hutan-hutan yang sangat menggangu kehadiran pasukan Belanda diu Moronene. Namun dalam peperangan yang mereka lakukan MBOHOGO terjebak dalam perangkap musuh yang kemudian di tawan dan dibuang ke Nusa Kambangan dan mengakhiri sejarah hidupnya di atas tiang gantungan. Nasib I ULE juga tidak berbeda jauh beliau juga berhasil di tangkap dan dikirim ke Bau-Bau sabagai tawanan perang, beliau juga tewas di tiang gantungan sebagai syuhuda.karena itulah beliau mendapat gelar Dalako I Wolio yang berarti yang pergi di Wolio. Dengan meninggalnya I ULE maka berakhirlah perjuangan rakyat Moronane yang dipimpin oleh Sangia Dowo.
20.    LA ODE EBO
·         Tempat berjuang                            :               TIWORO
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak menghendaki campur tangan Belanda dalam pengangkatan kepala Distrik Tiworo selain itu beliau juga anti Imperialisme Belanda.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyat Tiworo dari penjajahan atau campur tangan Belanda.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu penguasa Belanda memindahkan ibukota Distrik Tiworo dari Kambara ke Maginti.hal ini diiringi dengan pengasingan Lakina Tiworo bernama La Ode Mpelo ke Salabangka, Lakina Agama Tiworo yang bernama La Ode Kamaludin ke pulau balu, dan Sarana Tiworo yang bernama La Wahe ke pulau Gawa. Semuai perubahan kedudukan pemerintahan tersebut bersumber dari adanya perjauangan La Ode Ebo yang membunuh kepala Distrik Tiworo. Menjelang akhir hayatnya beliau kemudian diangkat oleh masyarakat menjadi imam masjid Muna (Imamuno Muna) yang bergelar Kamashigino.
21.      MANTALAGI
·         Tempat berjuang                            :               LAPARO (Buton)
·          Sebab berjuang                             :               yaitu karena beliau peduli terhadap penderitaan rakyat serta tidak mau berkompromi dengan pemerintah Belanda atau kaum penjajah terutama dalam lingkup Negara Boneka yang mereka ciptakan. Sebab lainnya adalah masalah berbagai macam pungutan pajak dan kerja rodi yang semakin membuat rakyat menderita. Selain itu sikap beliau yanga anti Imperialisme dan Kolonialisme juga turut menjadi penyenbabnya.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk membebaskan rakyat Laparo Buton dari pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme pemerintah Belanda khususnya dalam hal pemungutan pajak dan kerja rodi selain itu tujuan lainnya adalah untuk menanamkan syariat Islam dan persamaan derajat di kalangan masyarakat.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu setelah melakukan pemberontakan dengan membunuh kepala Distrik La Ode Sambira, beliau dan pasukannya akhirnya tertangkap dan dibawa ke Bau-Bau, kemudian dikirim ke Ujung Pandang untuk diadili dan dijatuhi hukuman penjara di Nusa Kambangan selama 30 tahun yang hingga kini tidak diketahui nasibnya dengan jelas. Sementara 300 orang pengikutnya ditawan kemudian dipenjara serta mendapat hukuman kerja paksa mengelola sebuah hutan rawa di kota Bau-Bau menjadi sebuah lapangan sepak bola.
22.    LA ODE IJO
·         Tempat berjuang                            :               MUNA
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena Belanda mulai mencampuri urusan pemerintahan di kerajaan Muna pada tahun 1907 di masa pemerintahan Raja Muna La Ode Maktubu, selain itu penyebab lainnya adalah penandatanganan Korte Verkraling antara pemerintah kolonial Belanda dengan Buton
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk mengusir para penjajah Belanda dari tanah Muna
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu beliau berhasil dikalahkan oleh Belanda pada tahun 1914,. Dan sejak saat itu Muna ditetapkan sebagai Onderafdeling dengan ibukotanya Raha, dan tergabung dalam wilayah afdeling Buton en Laiwui dengan ibukotanya Bau-Bau. Bukan hanya itu sistem dewan kerajaan Muna juga turut dihapuskan oleh Belanda. Hal lainnya yang juga penting adalah peristiwa pengubahan wilayah Ghoera  menjadi distrik, sehingga muncullah distrik Tongkuno, Distrik Lawa, dan Distrik Katobu.
23.    POLONUI
·         Tempat berjuang                            :               PUNGGALUKU
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau menentang Imperialisme dan Kolonialisme Belanda.
·         Tujuan perjuangan                          :               yaitu untuk memberikan kebebasan kepada Rakyat pribumi.
·         Hasil dan akhir perjungan              :               yaitu Belanda berhasil memasuki benteng pertahanan Polonui pada tahun 1916 setelah beberapa kali mengalami kegagaglan, keberhasilan Belanda memasuki Benteng tersebut mengakibatka terjadinya perlawanan sengit yang dilakukan oleh pihak Polonui namun karena perlengkapan senjata yang masih tradisional pada akhirnya Polonui bersama beberapa orang pengikutnya tertangkap, sedang kawan-kawan lainnya gugur di medan perang dan sisanya meloloskan diri dan melakukan perlawanan di tempat-tempat lain. Setelah itu Polonui dan keluarganya kemudian di bawa ke Kendari untuk selanjutnya diadili dan dijatuhi hukuman di buang ke Payakumbuh hingga meninggal di sana pada tahun 1916.
24.    LA ODE PULU
·         Tempat berjuang                            :      MUNA
·         Sebab berjuang                              :     yaitu karena beliau dan rakyt Muna sangat menentang dan membenci segala tindakan dan perlakuan pemerintah kolonial Belanda yang merampas , menindas, dan memeras hak-hak rakyat.
·         Tujuan perjuangan                          :  yaitu untuk membela kebenaran, membela hak-hak rakyat yang tertindas dan melarat, serta membela negerinya yang dirampas oleh penjajah.
·         Hasil dan akhir perjungan              :   yaitu beliu dan rakyatnya berhasil membunuh beberapa orang anggota pasukan Belanda serta berhasil merampas beberapa pucuk senjata tentara Belanda, namun tidak lama setelah peristiwa itu pasukan Belanda kembali berhasil mengepung dan menangkap La Ode Pulu  yang kemudian disiksa dan dipukuli dengan batang pohon jarak sampai meninggal dunia pada tahun 1915.
25.    LAULEWULU
·         Tempat berjuang                            :               Wuu Ura (Motaha), Konawe
·         Sebab berjuang                              :               yaitu karena beliau tidak suka dengan sistem Imperialisme Belanda
·         Tujuan perjuangan                          :                   yaitu beliau menentang masuknya Imperialisme Belanda di daerah Wuu Ura (Motaha) sebagai bagian dari kerajaan Konawe
·         Hasil dan akhir perjungan              :              yaitu beliau tewas karena tertembak oleh pasukan morsose Belanda pada tahun 1918 pada saat pengepungan yang terjadi di markas pertahananya di Laika Mohai.

9 komentar:

Joni Lapasabu mengatakan...

Mantalagi adalh pejuang yg melawan kolonial Belanda dan beliau sempat kembali dri pengasingannya dan meninggal dan di kuburkan di desa Warinta kecamatan Pasarwajo kab. Buton, Kami sebagi anak cucu mantalgi mersa kecil hati krn selama ini dia diberi gelar sebagai penghianat di Buton sehingga masyarakt laporo terkucilkn pdhal dia adlh pejuang sejati melawan Belanda. Analisa anda adlh sama persis dengan cerita kakek kami yg ada di Desa Warinta yg dulu disebut kampung Kotokolono. Kalau masih ada data tentang Mantalagi kami masih membutuhkn sebagai perbandingan fakta yg kami miliki dri cerita2 org tua kami.

Unknown mengatakan...

Bagaimana Mungkin Pahlawan Perjuangan Melawan Belanda Berasal Dari Kerajaan Yang Bersekutu dengan Belanda???Di Sulawesi Yang Benar-Benar Melawan Belanda Adalah Kerajaan Muna dan Gowa...Hingga Indonesia Merdeka Yang Benar Benar Melawan Belanda dan Kerajaan Sekutunya Adalah Kerajaan Muna dan Gowa...

Unknown mengatakan...

tulisannya menambah pengetahuan dan saya usulkan bahwa La Ode Sungkuana Buso Juga sebagai pahlawan buton yang menentang belanda dan sebenarnya masih banyak para petinggi buton yang dikatakan sebagai pahlawan yang berjasa karena melawan penajajan belanda tolong dicari lagi nama-nama yang yang berjasa pada masa kolonial..terimakasih.

Unknown mengatakan...

Akhirnya saya temukan juga, pikir kami cerita ini sudah tenggelam oleh masa, kami adalah keturunan dari LAODE GOLA,beliau adalah Kakek Buyut saya. Beliau memiliki 3 orang anak dan salah satunya adalah Nenek Kandung saya yang bernama WAODE BOUPI yang menikah seorang Pejuang berasal dari SUNDA bernama DULGANI alias MUHAMMAD ISRA, beliau (WAODE BOUPI) adalah Ibu dari Ayah Saya yang bernama DJAMSIR DULGANI.

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah selama in yang sy Cari sdh terbayang trrnyata kakek buyut kami tojabi punya Anak.. Bernama ( LA wade)

Unknown mengatakan...

Itulah 25 pejuang Alhamdulillah Kake kamis Ada diantaranx yang berjuang melawan Belanda pd zamanx...

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum, mau tanya apakah tojabi mempunyai sepupu yg bernama tosumpala? Mungkin ada cerita yg anda ketahui

La Rapati mengatakan...

Sdr La Ode Subhan Malik.
Tidak semudah itu mengtakan kerajaan Buton kerja sama dg Hindia Belanda. Di manapun perjuangan nusantara, sejarah mencatat bhw sulitnya menghadapi Belanda krn tdk sedikit warga pribumi bhkn pihak kerajaanpun bekerja sama dg Belanda. Itulah sebabnya kerajaan Buton pergantian rjanya ada yg sangat singkat. Salah satunya bermasalah dg sebagian pro dan sebagian melawan Belanda. Justru datangnya kapal Belanda karena suruhan dan kerja sama dg kerajaan lain untuk menaklukkan pulau Buton dan memperluas ekspansi satu keraan tertentu.
Contoh Mantalagi membunuh kepala distrik atau kapitan laut yaitu seorang petugas kawasan laut kerajaan Buton. Dibunuh karena dianggap bekerja sama dengan Belanda. Ini artinya di pulu Buton ada yg kerja sama dg Belanda dan ada jg yg melakukan perlawanan terhadap Belanda

Unknown mengatakan...

Masing masing pimpinan memiliki strategi perang untuk menyelamatkan wilayahnya tidak bisa dipandang dari luar. Yg namanya strategi tidak bisa di buka pafa khalayak banyak. Sehibgga kedekatan itu tidak bisa diklaim bahwa itu sebagai warning bersekutu

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts