بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Jumat, 20 Desember 2013

Konflik Israel - Palestina

Semua itu bisa dijelaskan kalau kita tau sejarah Kaum Yahudi dan sejarah berdirinya konflik ini adalah konflik berkepanjangan yang telah berlangsung selam 60 tahun lebih. Di tilik dari awal mula penyebab konflik, intinya adalah perebutan wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
Israel adalah negara yang didirikan untuk kaum Yahudi. Kaum Yahudi adalah kaum yang tidak memiliki tanah air dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Karena kasus Holocoust yang dialami kaum yahudi oleh Nazi Jerman, diputuskan memberikan tempat bagi kaum yahudi untuk bertempat tinggal.
Setelah melalui proses yang amat panjang akhirnya pada 1948, kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi mereka lebih memilih Palestina. Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina.
mengapa Palestina ? sebenarnya konflik ini sangat berkaitan dengan unsur Agama, para Yahudi, sangat ingin mengambil atau menempati Bukit Zion dan sekitarnya (daerah palestin, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerussalem timur) yang dikeramatkan dan dipercaya oleh mereka bahwa tempat itu tempat suci Tuhan mereka.
Dengan datangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak. Berdasarkan perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras bangsa Palestina.
Aksi Inggris selanjutnya memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina.
Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir.
Akhirnya, terbentuklah HAMAS sebagai bentuk organisasi dari rakyat palestina yang ingin melepaskan wilayahnya dari kependudukan Israel dengan garis keras (mata dibalas mata). Jadi, pendek kata, Israel menyerang palestina untuk memperluas wilayahnya dan mendapatkan wilayah-wliayah yang dinginkannya, termasuk Jalur Gaza dengan alasan rohani (mengambil kembali daerah-daerah suci mereka) mereka menghalalkan segala cara biarpun harus membunuh orang-orang tidak bersalah.
Padahal, Yerussalem pun adalah kota suci bagi 3 agama, yakni Islam, Kristen dan Yahudi. oleh para elite yahudi israel, kota suci ini dijadikan bagian dari negaranya. Padahal menurut PBB kota ini adalah Kota International karena memiliki kepentingan terhadap beberapa agama. Saat ini, bila kita ingin mengunjungi Yerusalem, sangat sulit karena dijaga ketat oleh Israel yg Merasa memilikinya.
Seperti yang disebutkan di atas mengenai motif pendudukan Israel terhadap Palestina, ada baiknya jika kita melacak kembali akar permasalahan sebuah konflik. Setidaknya kita akan paham mengapa Israel dengan keras kepala terus menyerang Palestina. Secara umum, ada tiga faktor yang melatarbelakangi sikap israel tersebut. Pertama, klaim teologis dan Historis atas Palestina. Bagi orang-orang Yahudi, Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka. Klaim teologis pendirian negara Israel didasarkan pada kitab Pernjanjian Lama dalam Kitab Kejadian 12: 7, 15: 18-21 dan Kitab Yosua. Orang-orang Israel juga selalu merasa bahwa dalam sejarah, orang-orang Yahudi adalah yang pertama kali menduduki tanah Palestina. Inilah yang kemudian menjadi legitimasi mereka menduduki Palestina. Klaim bahwa orang-orang Yahudi adalah penduduk yang pertama kali menginjakan kakiknya di bumi Palestina hanyalah klaim sepihak. Menurut Paul Findley, bangsa Yahudi ( Israel ) bukanlah penduduk pertama di Palestina. Selain itu, menurut para arkeolog modern, bangsa mesir dan bangsa Kanaan (Palestina) jauh sebelumnya telah mendiami Palestina sejak masa 3000 SM hingga 1700 SM.
Kedua, Deklarasi Balfour. Ketika Palestina di bawah kekuasaan Turki Utsmani, pemuka zionis, Theodore Herzl, berusaha membujuk Abdul Hamid II agar menyerahkan tanah palestina kepada Yahudi. Namun bujukan Herzl ditolak mentah-mentah oleh Hamid II. Angin segar mulai dirasakan Herzl ketika Turki Utsmani mengalami kekalahan dalam Perang Dunia I. Herzl dan para zionis atas dukungan Inggris, pada tanggal 2 November 1917 mengeluarkan Deklarasi Balfour. Balfour diambil dari nama menteri luar negeri Iggris saat itu, Arthur James Balfour. Dengan keluarnya deklarasi ini Israel merasa mempunyai hak dan keleluasaan menguasai tanah Palestina. Walau bagaimanapun, deklarasi Balfour telah menjadi semacam legitimasi bagi pendudukan Israel di Palestina. Pasca deklarasi Balfour, penduduk Israel di Palestina meningkat drastis. Tahun 1917 terdapat 600.000 orang Arab di Palestina dan sekitar 60.000 orang Yahudi. Jumlah penduduk Yahudi secara signifikan meningkat pada tahun 1947 menjadi 608.225 jiwa.
Ketiga, resolusi PBB tahun 1948. atas desakan Amerika Serikat, pada tanggal 14 Mei 1948 Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang berisi pembagian wilayah Palestina dan Israel . Resolusi tersebut diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak. Dari sejumlah negara anngota PBB, 33 diantaranya menyetujuinya, 13 negara menolak dan satu abstain. Apa mau dikata, deklarasi itu menyebabkan wilayah Palestina terbagi tiga. Pertama, negara Yahudi yang mencakup 57 % dari total wilayah Palestina dan meliputi hampir seluruh wilayah yang subur dengan perimbangan penduduk 498.000 Yahudi dan 497.000 Arab. Kedua, wilayah Arab Palestina mencakup 42% dan hampir seluruh wilayahnya tandus dan berbukit-bukit. Perimbangannya, 10.000 Yahudi dan 725.000 Arab. Ketiga, zona internasional (Yerusalem) dengan perimbangan penduduk 100.000 Yahudi dan 105.000 Arab. Ironis memang, tanah yang pada hakikatnya milik Palestina sebagian besarnya dikuasai Yahudi yang notabene “numpang hidup” di tanah Palestina.
Tiga landasan itulah yang melatarbelakangi sikap keras Israel merebut wilayah Palestina. Dilihat dari aspek teologis, nampaknya kebengisan Israel terhadap rakyat palestina belum akan berakhir. Sebab, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Kejadian 12: 7, 15: 18-21, tanah yang dijanjikan tidak hanya Palestina. Theodore Herzl menggariskan wilayah Israel membentang dari Hulu Mesir sampai Efrat. Sementara menurut Ben Gurion, wilayah Israel meliputi Mesir, Libanon Selatan , Syria Selatan, Transyordania dan Palestina. Dengan demikian, Israel , seperti kata Ehud Olmert, tidak akan menghentikan operasi hingga tujuannya tercapai.

0 komentar:

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts