بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kamis, 03 Oktober 2013

Psikologi, Sains, dan Esoterisme

Pada masa ketika sains dan psikologi menjadi pemahaman yang pasti, pengetahuan akan menjadi lengkap. Tetapi jika saya menggunakan kata psikologi, saya tak memaksudkannya dalam pengertian yang umumnya dipahami, karena psikologi diketahui sebagai filsafat baru dalam kondisi primitif. Apa yang saya maksud dengan psikologi adalah titik-pandang dari pemikir ; cara sang bijak memandang pada kehidupan ; tabiat perenung ; gagasan-gagasan dari orang-orang yang mengetahui sepenuhnya kehidupan. Psikologi adalah ilmu tentang sifat manusia, kecenderungan manusia, peningkatan (inclinatin) manusia, dan titik pandang manusia. Semakin dalam seseorang menyentuh ilmu ini, semakin ia meneranginya, membuat kehidupan lebih jelas terhadap visinya. Psikologi-lah yang menjembati ilmu material dan esoterisme.

Pertama-tama saya harus menyebutkan bahwa istilah-istilah materi (matter) dan ruh (spirit) untuk kemudahan kita; sepanjang kita mencerap kehidupan sebagai suatu yang dapat diraba, kita sebut materi; dan apa yang tak dapat diraba sebagai suatu substansi tetapi hanya dapat dirasakan kita sebut ruh. Pengetahuan tentang (hal) ini disebut psikologi ; dan esoterisme yaitu pengetahuan yang diperoleh tidak melalui pencerapan bukan [pula] melalui kesanggupan-meraba (tangibility) substansi, tetapi melalui pengilhaman. Sehingga kita dapat membagi perbedaan ketiga aspek-aspek ilmu ke dalam ilmu, psikologi, dan esoterisme. Ilmu tak akan lengkap tanpa psikologi begitupun psikologi tak akan lengkap tanpa esoterisme. Ketiga inilah yang membuat pengetahuan lengkap, dan dengan inilah yang seseorang dapat berharap mengerti kehidupan sepenuhnya.

Terdapat bidang pengetahuan luas dalam alam psikologi. Pengetahuan imaginasi dan yang serupa kembali kepada pikiran ; pengetahuan perasaan dan yang serupa kembali kepada emosi ; pengetahuan gairah dan yang serupa kembali kepada ungkapan (expression) ; pengetahuan ransangan (impluse) dan supresi ; pengetahuan atraksi dan pengetahuan efek kebalikannya ; pengetahuan simpati dan antipati, asal dan sumber mereka semua ini termasuk psikologi. Psikologi adalah pengetahuan tentang benda-benda yang dapat diraba, meskipun bukan benda-benda padat yang seseorang dapat menyentuh. Itulah sebabnya lebih sukar menerangkan hukum-hukum psikologi dalam kata-kata daripada menerangkan hukum-hukum ilmu material.

Persepsi harus dikembangkan dan pemahanan kepada kehidupan yang didapatkan agar dapat lebih mengerti psikologi. Itu merupakan pengertian tentang sebab dan akibat segala sesuatu, dalam setiap aksi, dalam setiap aspek kehidupan. Psikologi adalah jenjang menuju esoterisme karena sikap psikologislah yang mengarahkan seseorang kepada pengetahuan esoterik. Jika seorang tidak mampu melihat kebenaran esoterisme atau mistisisme, itu karena dia terbelakang dalam psikologi. Jika dia tidak mampu melihat hukum tersembunyi, dia tidak akan mampu melihat cinta tersembunyi yang diserukan dalam kitab-kitab suci (scripture) Tuhan. Itulah sebabnya esoterisme suatu proses sangat berkebalikan terhadap proses dengan mana ilmu dipelajari, karena ilmu dipelajari melalui analisis, sementara esoterisme didapatkan melalui sintesis. Jika seseorang ingin mendapatkan pengetahuan esoterik pecahkan hal-hal ke dalam (bentuk) sekecil-kecilnya, dia sedang menganalisisnya, dan sepanjang dia menganalisisnya dia tidak akan pernah sampai kepada pengertian esoterisme.

Psikologi membutuhkan dua hal : analisis dan sintesis. Dengan lebih mengerti psikologi, akan terbiasa mensintesis sebagaimana menganlisis, seseorang menyiapkan diri mensintesis hanya agar dapat mengerti esoterisme sepenuhnya. Itulah sebabnya menuntut pengetahuan esoteris amat berbeda dari menuntut pengetahuan ilmiah. Seperti satu menuju ke Utara yang lain ke Selatan. Sehingga orang-orang kuno membuat pengetahuan ilmiah, psikologi, dan esoterisme [menjadi] satu pengetahuan, dan mereka menyebutnya alkemi. Sangat mudah menerangkannya kepada awam (simpleton) sebagai suatu proses mengubah baja menjadi emas. Banyak orang mencari emas dalam kehidupan pengeri mengejar alkemi ; dan beberapa, yang sampai kepada tujuan, alih-alih mendapatkan, menjadi emas.

Ada satu cerita di Timur yang menerangkan gagasan-gagasan ini dalam cara yang menarik. Seorang Raja sulit mendapatkan seseorang yang benar-benar mengetahui alkemi. Sudah banyak yang datang, tetapi dalam ujian didapati bahwa mereka tidak dapat membuat emas. Akhirnya seseorang memberitahu Raja, “Ada satu desa yang seseorang hidup sederhana sangat bersahaja; tetapi mereka mengatakan bahwa dia mempunyai pengetahuan alkemi. Raja mengutus kepadanya dengan segera, dan ketika dia dibawah kehadapan baginda, raja mengutarakan keinginannya mempelajari alkemi dan memberitahunya bahwa dia akan diberi apapun yang dimintanya. “Tidak”, “ kata orang itu, “Setiap orang memberitahuku bahwa Anda orang yang mengetahui.” “Tidak, Raja,” dia menjawab, “Padaku telah menemukan orang yang salah.” “Lihat disini,” kata seorang Raja, “saya akan memenjarakanmu seumur hidup.” Dia menjawab,” Apapun yang paduka hendak lakukan, lakukanlah. Anda telah salah mendapatkan orang yang paduka inginkan” Baiklah,” berkata Sang Raja, “Saya akan memberimu enam minggu untuk berpikir tentang hal itu, dan sementara itu Anda dipenjara. Pada akhir keenam minggu saya akan menghukum mati Anda.”

Dia dimasukkan kedalam penjara, dan setiap pagi sang raja datang ke penjara dan bertanya, “Apakah sekarang Anda telah berubah pikiran? Bisakah Anda mengajariku? Sekarang kematian mendekat, berhati-hatilah. Berikan pengetahuan itu kepadaku.” Dia berkata, “Tidak, Raja, pergilah kepada orang lain, yang mempunyai apa yang paduka inginkan; saya bukanlah orang yang paduka cari.”

Dan setiap malam sang raja pergi ke penjara sebagai pelayan dan menyapu lantai dan membersihkan debu ruangannya. Dia mengantarkan makanan kepadanya, bersimpati dengannya, dan melakukan segala hal yang dia mampu untuknya, selayaknya pelayan. Dia biasa bertanya, “Apakah Anda sakit kepala? Dapatkah saya melakukan sesuatu untukmu? Apakah anda letih? Dapatkan saya membereskan tempat tidur untukmu agar Anda berbaring? Bolehkah saya mengipasi anda [sampai] anda tertidur? [udaranya] panas. [Udaranya] hangat! “Segala sesuatu yang orang tersebut mampu melakukan dia melakukan pada saat itu.

Dan demikianlah hari-hari berlalu, dan tinggal satu hari sebelum kepala orang tersebut dipenggal. Raja mengunjunginya dipagi hari dan memberitahu dia, “Sekarang Anda tahu tinggal sehari lagi sebelum kematianmu. Inilah kesempatan terakhir bagimu untuk menyelamatkan nyawamu.” Dia berkata, ”Tidak, Raja, paduka mencari orang yang lain, bukan saya.” Tetapi pada malam itu, ketika pelayan datang, sambil meletakkan tangannya pada bahunya dia berkata, “Orang malang, pelayan malang, Anda sungguh simpatik saya membisikkan di telingamu kata-kata alkemi, dan alkemi itu akan mengubahimu dari baja menjadi emas.” Pelayan berkata, “Saya tidak tahu apa yang anda katakan, “Alkemi! Saya hanya tahu bagaimana melayani anda, san saya sungguh menyesal bahwa besok anda akan dipancung. Itulah hal yang mengoyak hatiku. Saya berharap bahwa saya bisa memberikan jiwaku untuk menyelamatkanmu. Sungguh saya sangat bersyukur. Si alkemis berkata, “Lebih baik saya mati daripada memberikan alkemi kepada orang yang tak berguna. Hal yang sama baru saja saya berikan kepada Anda berupa [lit: dalam] simpati berupa [lit: dalam] penghargaan, berupa [lit: dalam] cinta, saya tak memberikan kepada Raja yang keesokan hari akan mengambil nyawaku. Mengapa demikian? Karena Anda pantas [menerimanya]; [sementara] raja tidak. “Dia membisikkan ditelinganya kata-kata rahasia. Alih-alih membuat emas dia menjadi emas.

Di pagi hari raja datang memberikan peringatan terakhir. Dia berkata,”Sekarang inilah kesempatan terakhirmu. Telah tiba waktunya kepalamu di penggal. Sekarang Anda harus menyerahkannya atau pergi ke tempat dimana kepalamu akan dipancung. “Dia berkata, “Tidak, tidak.” Sang raja berkata,”Tetapi Anda telah memberikannya kepadaku.” Dia berkata,” Kepadamu? Saya tidak memberikannya kepada raja; saya memberikannya kepada pelayan.

Cerita indah-indah memberikan kita pandangan kepada gagasan alkemi. Proses itu yang melaluinya raja menyamar menjadi pelayan adalah proses yang melaluinya pengetahuan esoterisme diperoleh. Proses yang lain, dimana raja memaksa, bukanlah jalan yang benar untuk memperoleh pengetahuan tersebut tidak pernah terjadi dengan cara itu.

Kesukaran dengan pengetahuan esoterik pada saat ini hanyalah hal ini, bahwa seseorang dilatih dalam sains belum mampu mencapi pengetahuan tersebut kecuali dia melalui prose pengetahuan psikologis. Agar dapat memasuki gerbang mistisisme, pertama-tama seseorang harus mengerti apakah perasaan, apakah pelayanan, apakah kesimpatian, apakah keikhlasan. Adalah suatu kesalahan besar cara belajar saat ini bahwa sisi sentimental tetap terpisahkan, yang merupakan sisi terpenting. Seperti menginginkan seseorang datang, tidak dengan nyawanya tetapi sebagai mayat ; agar bisa mendidik seseorang nyawanya harus dikeluarkan darinya, dan dia harus diubah dari orang hidup menjadi orang mati. Sehingga kita mendapatkan kematian kepahlawanan (heroism), kematian idealisme, kematian jiwa yang telah membuat kesan atas kemanusiaan yang telah berakhir selama beribu-ribu tahun. Apakah yang bisa dihidupkan pada generasi sekarang adalah kapasitas perasaan. Pemikiran yang dikembangkan hari ini, tetapi apakah yang dibutuhkan sekarang adalah baterai yang beridiri dibalik pikiran, dan itulah perasaan.Dan setelah perasaan menjadi penglihatan, suatu penglihatan yang berhubungan kepada kata pelihat.

Sumber : Dimensi Spiritual Dalam Psikologi, Sadra, Public Library & Publisher 2000. Makassar

0 komentar:

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts