بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sabtu, 08 Juni 2013

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigran Di Beberapa UPT Kabupaten Konsel



Oleh : La Patuju       
1.      UPT Marga Cinta
UPT Marga Cinta merupakan salah satu UPT di kecamatan Moramo, Konsel. Di UPT ini masyarakatnya berasal dari Jakarta dan sebagian berasal dari Sunda. Pertama kali  mereka berada di lokasi tersebut, banyak diantara mereka yang merasa tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi alam tersebut sehingga tidak sedikit yang pulang kembali ke daerah asalnya. Misalnya yang berasal dari Jakarta, dari 250 KK yang didatangkan hingga kini  tertinggal 25 KK.  Alasannya adalah tanah kurang subur, artinya tidak seperti di daerah asal mereka. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, merupakan tantangan bagi yang bertahan hidup di lokasi tersebut mencoba sebisa mungkin untuk bertahan di lokasi tersebut.
Terbukti, kisaran tahun 1981, di UPT ini mulai ada koperasi, penggilingan padi sebanyak 8 unit, akses transportasi serta peternakan yang dimiliki warga tersebut. Inilah yang menjadi indikator keberhasilan masyarakat Marga cinta selama menggeluti hidup di lokiasi tersebut. Bukan hanya yang disebutkan di atas bentuk keberhasilannya, namun ada pula yang lebih spektakuler yakni ada yang naik haji, mensarjanakan anaknya, membeli mobil, yang kesemuanya itu hasil dari penjualan ternaknya dalam hal ini adalah Sapi. Untuk sekarang ini sudah sekitar 1200 ekor sapi yang dimiliki oleh seluruh warga Marga cinta, mobil moikrolet 7 unit, serta mobil rental 2 unit. Olehnya itu, dari keterangan di atas yang merupakan sumber penghasilan utama masyarakat Marga cinta adalah peternakan. Selain itu, ada pula persawahan, dimana aspek ini tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan peternakan.
Untuk bidang pertanian, masyarakat di UPT Marga Cinta mempunyai berbagai jenis tanaman jangka panjang, antara lain coklat, jeruk dan kelapa, namun yang lebih besar penghasilannya adalah kelapa. Adapun luas tanah yang diberikan oleh pemerintah sejak pertama kali mereka menempati lokasi tersebut yakni tahun 1981 adalah ½  pekarangan, ½ perumahan, serta 1 Ha untuk perkebunan ataupun persawahan. Kemudian jika berbicara mengenai peranan pemerintah dalam mensejahterakan hidup mereka bisa dianggap sudah baik, karena hal ini dibuktikan dengan adanya bantuan PNPM, dana Blockgrend, koperasi serta pemberian pinjaman 2 juta rupiah per orangnya yang pengembaliannya secara bertahap atau setelah panen.
Berbicara mengenai hubungan sosial antara masyarakat trans dengan pendududk lokal selama ini berlangsung kondusif dan tidak pernah ada konflik, kecemburuan sosial warga lokal pun tidak ada, bahkan sudah ada percampuran darah atau kawin mawin antara penduduk lokal dengan warga trans tersebut. Menurut informasi dari beberapa warga setempat tidak ada hambatan selama proses perkawinan tersebut walaupun berbeda suku ataupun budaya. Hanya 1 atau 2 orang yang fanatik dengan etnisnya itupun tidak nampak. Dan lebih uniknya lagi ketika ada pengajian di marga cinta, semua tempat-tempat pengajian seperti di tunggala, gontor, Ranomeeto, dalam hal ini teman-teman mereka yang sama-sama warga trans datang untuk menghadiri pengajian tersebut  di UPT  Marga cinta, dan hal ini dilaksanakan secara rutin serta bergiliran.
2.      UPT PUDARIA JAYA
Informan : Bapak Esriyanto (Kepsek SD)
UPT ini didatangkan sejak tahun 1976 dari Bali dan Jawa, dan masing-masing KK diberi lahan seluas 2 Ha. Pekerjaan utama masyarakat trans adalah petani. Tanaman jangka pendek mereka yaitu jahe dan ini sangat menunjang kehidupan mereka. Selain itu ada pula tanaman jangka panjang yakni coklat dan jambu mente. Adapun 2 faktor pokok yang mendorong mereka ikut program transmigarsi karena di daerah asal sudah tidak ada tanah kosong dan karena dorongan ekonomi.
Menurut pengakuan informan, yang berasal dari Jawa yaitu jawa barat dan jawa timur. Selain itu, yang tidak bisa bertahan di lokasi tersebut adalah yang berasal dari DKI Jakarta dan yang cenderung bertahan adalah masyarakat yang memang dia berasal dari kehidupan petani.
Selain itu, mereka juga mendapatkan jaminan hidup selama 1 tahun dan jikalau selama rentang waktu itu belum cukup untuk bisa hidup mandiri, maka pihak pemerintah memperpanjang jaminan hidup selama 6 bulan ke depannya. Berdasarkan keterangan dari informan bahwa setelah 1 ½ tahun berada di lokasi, masyarakat di lokasi tersebut sudah bisa hidup mandiri dengan mata pencaharian padi lading, itupun masih terganggau oleh hama babi. Solusi yang dipakai oleh masyarakat setempat untuk mengantisipai hama tersebut adalah dengan memasang jaring.
Yang menjadi tanaman jangka pendek dalam lahan mereka adalah palawija, kacang panjang serta jahe, namun yang paling menunjang adalah jahe. Namun, 1 keluhan utama dari masyarakat ini adalah kurangnya sarana air bersih yang dapat menunjang berlangsungnya hidup mereka. Sumur air sebenarnya ada namun tidak sampai menjamin jika ada kemarau panjang, jadi yan mereka harapkan adalah sumur bor yang dapat menjangkau air sampai kedalaman ratusan meter.
Berbicara mengenai asimilasi antara penduduk local dengan masyarakat trans  sepanjang pengamatan informan selama 32 tahun belum pernah ada konflik. Selain itu, menurut informan bahwa UPT mekar jaya sebelumnya tergolong UPT tetinggal dibanding dengan UPT Pudaria Jaya, namun kenyataan hari ini UPT mekar jaya lebih maju karena ada penemuan tambang batu marmer.   
Informan : Ketut Kirim
            Menurut pengakuan informan bahwa UPT mereka lain dari yang lain, karena sebelumnya mereka dijanjikan lahan seluas 2 Ha, kenyataannya setelah tiba di lapangan yang didapat hanya 1 Ha. Adapun kalau sudah lebih dari 1 Ha itu adalah hasil usaha sendiri.
            Melihat kondisi alam pertama kali datang di lokasi, mereka sempat menyesal namun mereka mencoba untuk bertahan karena jikalau seandainya pulang ke daerah asal keadaanya akan sama pula karena disana juga mereka lebih menderita. Selain itu, informan ini mengaku tidak mau disebut sebagai pendatang dari Bali, tapi ingin dikatakan sebagai masyarakat Sultra karena dia sudah menganggap dirinya menyatu dengan alam di sana.
            Mata pencaharian utama adalah bertani, dan yang menjadi tanaman jangka panjang adalah coklat dan jambu mente serta tanaman jangka pendek yakni jahe, dan jahe inilah yang menjadi penunjang berlangsungnya hidup mereka, dimana penduduk disini menanam tanaman jangka pendek dengan menyesuaikan pada kondisi pasar. Adapun pemasarannya adalah terkadang ada yang datang langsung membeli dari jawa. Selain itu informan ini sangat mementingkan pendidikan, terbukti dengan keberhasilannya meensarjanakan semua ke empat anaknya. Pandangannya terhadap warga trans lain dalam 1 lokasinya bahwa ada banyak masyarakat yang berprinsip memilih ikut program transmigrasi karena ingin cari tanah karena di daerah asal tidak ada tanah kosong, bukan mencari pendidikan sehingga masih banyak yang tidak melanjutkan pendidiakan.
            Kemudian berbicara hubungan sosial dengan masyarakat local, alhamdulilah menurut pengakuan informan snagat terjalin dengan baik, bahkan sudah ada proses kawin mawin antara masyarakat local dengan warga trans. Adapun kalau terjadi konflik tidak samnpai pada orang tua karena pelakunya adalah remaja itupun sifatnya tersembunyi.  
3.      DESA SARANG DUA
            UPT ini diisi pada tahun 2005 dan merupakan trans lokal namun ada pula dari Jawa. Untuk trans local berasal dari Roda dan Lamapo  dan dari Jawa berasal dari daerah Jakarta, ciamis, cianjur, dan jawa barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu banyak yang diantara mereka pulang ke daerah asal dan ada pula yang mencari daerah lain untuk melanjutkan hidup mereka seperti di kendari dan  ranomeeto.
            Namun saat ini, dari 150 KK yang ada pada saat itu yang bertahan di tempat tersebut sampai sekarang adalah 97 KK. Menurut pengakuan sebagian warga yang ada di lokasi sampai saat ini, mereka tidak merasa menyesal karena niat awalnya adalah ingin hijrah, hidup mandiri, dan mencari nafkah. Sementara yang meninggalkan lokasi mereka menjual tanah mereka dan pulang ke daerah asal dan sebagian pula mengadu nasib di daerah lain seperti menjadi penjuakl sayur, penjual roti, pemulung, di daerah kendari dan ranomeeto.
            Mata pencaharian mereka adalah petani, namun pekerjaan ini mendapatkan tantangan berupa hama babi, sehingga tidak sedikit dari mereka yang kewalahan mengahadapi hama babi ini sampai pada perasaan kecewa. Itulah yang menjadi alasan kenapa mereka tidak banyak yang bertahan di lokasi tersebut dan memilih mencari pekerjaan di daerah lain. Namun, ada pula yang bertahan di lokasi tersebut karena ada keahlian khusus yang menjadi sumber mata pencahariannya. Berdarkan kenyataan di atas diperkirakan sekitar 30 KK pulang ke Jawa dan sekitar 50 KK yang memilih bekerja di kendari. Ketika menyinggung tentang solusi mereka memilih didatangkan jaring atau datangkan orang Bali untuk membasmi hama babi tersebut.
            Selain itu, kepala desa lokasi ini mempunyai insiatif untuk mendatangkan bibit nilam dan bekerja sama dengan pemerintah setempat guna merespon aktifitas masyarakat karena mesin penyulingan untuk nilam tersebut sudah ada di daerah tersebut. Rencananya adalah setiap KK akan mendapatkan ½ Ha untuk lahan penanaman nilam tersebut.
            Selain itu, ketika berbicara hubungan sosial dengan masyarakat local maka yang terjadi adalah hubungan yang harmonis dan tidak pernah ada konflik, bahkan sudah ada yang bercampur baur dalam proses pergaulan sampai pada kawin mawin.
Camat Kolono :
Pendapat camat Kolono terkait dengan seluk beluk kehidupan masyarakat trans di daerahnya :  
-       Banyak yang tidak betah karena kondisi alam yang tidak bersahabat atau dengan kata lain tidak mampu menyesuaikan diri dengan alam.
-       Kurangnya kerja sama antara pemerintah setempat dengan disnaketrans sampai pada pengadaan fasilitas di lokasi tanpa sepengetahuan camat setempat.
-       Masyarakat trans terlalu terkontaminasi dengan masyarakat local, dalam hal ini adalah kebiasaan hidup santai dalam artian bahwa ketika ada uang maka mereka malas kerja, nantilah setelah habis uang itu baru mereka bekerja lagi.
-       Terkait dengan persengketaan lahan antara warga trans dengan pihak kehutanan, pihak pemerintah local dalam hal ini camat menghimbau kepada warga untuk tidak khawatir dan pihaknya berjanji untuk membebaskan lahan tersebut untuk warga trans.
-       Hubungan sosial tejalin dengan harmonis
-       Kesejahteraan masyarakat trans dapat dianggap sudah mapan artinya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena mempunyai pendapatan antara Rp 900.000 s/d Rp 1.200.000 perbulannya.
Menurut camat kolono, seemua masyarakat trans di daerah tersebut untuk tingkat kesejahteraan boleh dibilang cukup, artinya tidak kurang dan tidak lebih karena mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mampu menyekolahkan anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

Footer Widget 1

Sample Text

Text Widget

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts